RIBUAN TIPU TAWA
Pernah ada ribuan tawa,
kemudian berganti tipuan tawa,
Subur bersama segala musim,
Ada luka yang kan selalu dipeluk.
Jenakanya dunia kadang mengolok-olok alur hidup banyak kepala,
Seakan-akan dunia sudah cukup untuk sejenak membariskan doa doa malam,
Padahal masih butuh ribuan malam untuk menggelapkan rupa yang berkali-kali sembab.
Tak putus lisan mengatup membatin tenang, kukuhnya diri atas tegaknya pijak di bumi,
Membuang sial dengan melumuri diri dengan siraman waktu yang lekas berganti.
Baru saja matahari tenggelam,
juga belum selesai pelukku pada bulan, sudahnya matahari bersiap.
Ada airmata yang belum tuntas malam ini.
Bisakah kulanjut di malam-malam berikutnya?
Agar lekas sembuh ladang pilu yang mengering ini.
Comments
Post a Comment