Mamak-Mamak Masa Kini
KKA, BUKU ANTI PANIK, KMS
Bismillahi
…
Akhirnya bisa sempatkan waktu untuk
bisa berbagi cerita lagi.
Semoga tidak dimaknai pamer atau sok
paling tau ya hehee.
Di page ini sedikit mau berbagi
mengenai KKA (Kartu Kembang Anak) yang saya dapat dari ibu saya yang juga
seorang Kader Posyandu di RT sekitar rumahnya. KKA yang dikeluarkan oleh BKKBN ternyata
tidak dimiliki semua orang, hanya beberapa saja, salah satunya mereka yang
sudah mengikuti pelatihan sebagai Kader Posyandu. Lalu, ada juga beberapa
rangkaian tugas yang biasanya dilakukan oleh petugas TPA, saya dapat copy’annya
dari posyandu. Berguna banget buat kita pelajari di rumah.
Dalam mendidik anak mengenai sopan
santun, budi pekerti, saya panutannya tetep ke ibu dan bapak saya sendiri, saya
juga rajin baca-baca KKA dan Buku Pink ibu dan anak, sama BUKU ANTI PANIK 0-3 TAHUN karya TIGA GENERASI. Bukunya saya rekomendasikan banget pokoknya. Sesuai
dengan isinya KKA.
KKA
hampir sama dengan KMS.
KKA berisi mengenai tabel yang
bertuliskan tugas antara ibu dan anak untuk memantau dan mendukung perkembangan
anak yang berkaitan dengan motorik kasar, motorik halus, kemampuan sosial, dll.
KKA juga berisi grafik mengenai pertumbuhan dan jadwal vaksin anak.
Sedangkan KMS hanya berisi mengenai
grafik pertumbuhan dan jadwal vaksin anak.
KKA bener-bener sangat penting bagi
ibu-ibu yang sangat aware dengan
perkembangan anak. KKA juga bisa bikin kita gak baper dan gak asal ceplos kalau
ketemu dengan anak-anak lainnya. Dalam KKA sudah tercantum di usia berapa anak
biasanya sudah bisa merangkak, duduk sendiri, dan berjalan. Semua dicantumkan
dalam KKA hingga usia anak tersebut sampai di usia 5 tahun lebih (66 bulan).
Kalau ada yang pernah mendengar
istilah DDTKA (Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak), mungkin paham mengenai apa
saja tugas Ibu dan anak untuk mencapai perkembangan yang seharusnya di usia
mereka. KKA berguna untuk mendeteksi tumbuh kembang anak apakah perkembangan
motoriknya sudah tepat pada usianya saat itu.
Jadi, KKA itu kertasnya sedikit
lebar daripada KMS yang menyebar sekarang, bahan kertasnya juga lebih sedikit
kaku dibanding KMS. Cara membacanya saya ajarin ya kalau ada yang belum tau
tentang KKA. Kalau sudah ada yang tau, cukup close aja kalau gitu hahaa..
*Grafik
dan keterangan tugas ibu dan anak dari usia 0 – 36 bulan
Cara membacanya seperti ini :
Keterangan kiri itu adalah pencapaian kemampuan alamiah anak setiap bulannya
Keterangan kanan adalah tugas dari ibu agar si anak mampu mencapai perkembangannya sesuai dengan usianya tiap bulan
Terdapat keterangan berupa KP, TS, GK, KA, GH, MD, KP, dll merupakan singkatan dari manfaat kegiatan tersebut dilakukan setiap bulannya. (Ada di halaman keterangan pencapaian di usia 39 bulan – 66 bulan).
Contoh :
(Lihat tabel kiri) Anak pada usia 4 bulan dipastikan sudah mampu miring sendiri atau tengkurap.
Tetapi jika anak hingga usia mendekati atau sudah masuk 4 bulan belum juga mampu miring sendiri atau tengkurap, Ibu bertugas untuk memancing anak dengan rajin berbicara atau menyanyi di depan bayi (lihat tabel kanan sejajar usia 4 bulan kiri ke kanan).
Nah, di keterangan tsb ada singkatan GK (Gerak Kasar/ Motorik kasar). Berarti kegiatan miring sendiri atau tengkurap berguna untuk melatih gerak kasar anak.
Begitu seterusnya mengikuti usia anak di tiap bulannya.
*Kiri
: halaman pertama atau cover dari KKA …
Kanan
: Grafik dan keterangan tugas ibu dan anak pada usia 39 bulan hingga 66 bulan
*Tugas
tambahan yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Lampiran di atas umumnya digunakan di TPA.
Oia, jangan juga beranggapan bahwa
anak yang masih usia 2 bulan lebih itu hebat jika sudah mampu tengkurap atau
miring sendiri. Jangan baper ibu-ibuk. Kebetulan anak saya ketika usia 2 bulan
3 minggu, sudah mampu tengkurap sendiri. Saya seneng, tapi takut. Takut si anak
ini jika terlalu cepat kemampuannya maka akan semakin banyak membutuhkan asupan
ASI, takut juga saya kalau si anak tidak tercukupi banget rutinitas ngASInya,
bisa-bisa sakit dia. Apalagi saya juga bekerja di luar rumah.
Apakah
di usia 4 bulan harus bisa tengkurap?
Sekali lagi, selincah-lincahnya kita
memancing perkembangan anak, tetap semua kuasa Allah yang memberikan kemampuan
yang ALAMIAH bagi anak.
Tapi
kenapa ada yang sudah cepet ya perkembangannya?
Patokan bisa tengkurap memang
maksimalnya di usia 4 bulan. Apabila lewat dari 4 bulan belum bisa tengkurap,
nah sudah ada tugas yang menanti ibu (keterangan tabel kanan).
Begitupun seterusnya.
Mengapa KKA berisi tugas ibu dan
anak hanya sampai di usia 66 bulan?
Nah, Usia 0 – 3 Tahun atau 0 – 60
bulan merupakan USIA EMAS anak-anak
kita lhoo. Makanya kenapa diciptakan KKA dan DDTKA dari tim kesehatan atau
BKKBN ya supaya ibu-ibu terbantu untuk mencerdaskan anak.
Mengapa KKA tidak membahas mengenai
keagamaan dan nilai-nilai moral atau budi pekerti?
Urusan agama, dan juga sopan santun
pasti semua ibu sama. Semua urusan masing-masing ibu untuk membesarkan anak
dengan MENDIDIK menanamkan
nilai-nilai agama. KKA hanya bertugas untuk membantu ibu dan anak mengembangkan
kreatifitas anak melalui motoric kasar dan halus agar besarnya nanti, dia tidak
kaku dalam bersosialisasi, kerja kelompok, dan mengikuti kegiatan olahraga.
LOH? Kok kegiatan olahraga?
Kita pernah sekolah ya, nah waktu
sekolah itu coba deh ingat lagi siapa temen-temen kita yang saat olahraga waktu
ada materi berlari atau atletik, mereka larinya guya guyu kayak gak punya
tulang belakang? Nah, itu salah satunya manfaat dari aktifnya motorik kasar
sejak kecil. Sumber saya dapatkan dari temen-temen ibu saya yang bekerja di
BKKBN dan seorang bidan juga dr anak.
Coba ingat juga deh temen-temen kita
dulu, siapa yang paling suka menutup diri di kelas sehingga masuk dalam
kalangan minoritas dan kurang menonjol di angkatan kita? Nah, silakan beri
kesimpulan sendiri ya.
Yang sudah tinggal sendiri tidak
seatap lagi dengan orang tua, saran saya tahan dulu untuk membeli sofa, meja
makan, atau lemari-lemari hias yang banyak. KENAPA? Supaya si anak ketika mampu
berjalan sendiri dengan tertatih-tatih dia bisa sepuasnya mengeksplor rumah
sebebas-bebasnya tanpa ada halangan guci-guci, lemari, sofa, dll. Kapan lagi
anak bisa merasakan lari-larian bebas dalam rumah, sepedaan roda tiga dalam
rumah muter-muter ruang tamu tanpa dihalangi sofa dan meja. Lucu bayanginnya. Itu
juga bisa bantu melatih motorik kasarnya loh. Kemarin juga dapat saran dari
beberapa temen di kantor untuk seperti itu.
Saya belajar dari Kakak sepupu saya
yang sekarang anaknya sudah masuk kelas 1 SD. Keponakan saya itu dulu juga
masih ngontrak rumah, sofa tidak punya, meja makan juga tidak punya. Anaknya
bebas merayap dan sepedaan kemana-mana gak ada yang halangin di dalam rumah. Besarnya,
dia bener-bener aktif, bisa diajak kerjasama ketika melakukan hal-hal yang
sedikit membutuhkan tenaganya.
Jangan takut jika anak belum mampu mencapai perkembangan yang
seharusnya di tiap bulannnya. Santai aja. Kemampuan anak saat masih bayi semua
sudah alamiah. Jangan pernah banding-bandingkan anak anda dengan anak orang
lain, begitupun sebaliknya. Jangan pernah mengajari jika tidak ditanya
pendapatnya, karena fenomena ibu-ibu muda jaman sekarang mudah tersinggung dan
merasa paling banyak tau sampai-sampai yang ibu-ibu hamil anak ketiga aja
diceramahin karena ada pandangan yang berbeda mengenai mengurus anak. HALO? Itu
ibu-ibu anaknya udah mau tiga, lah kita yang baru punya anak satu aja kenapa
malah sok-sokan. Gitu loh kasarnya.
Jangan capek mengajarkan dan
mendidik anak dengan nilai-nilai kebaikan, ajarkan sebanyak-banyaknya, besar
nanti mereka akan tumbuh dengan banyaknya kebaikan yang sudah kita tanam sejak
dini. Saya juga masih belajar, Belajar usilin anak saya hahaa. Oia, jangan lupa
setiap detik pun kalau kita lagi sama anak, harus diajak ngobrol. Walaupun
menurut kita, mereka gak paham dengan apa yang kita bicarakan, Ajakin nyanyi.
Ubah lagu jaman kita kecil juga kan gak ada salahnya kan special untuk anak.
Saya, kalau kelonin anak kadang suka nyanyiin nina bobo. Tapi saya ganti jadi
Kisah Bobo (KISAH itu nama anak saya). Jadi kalau sudah ada liriknya yang
begini …
“Kalau tidak bobo, digigit nyamuk “ saya ganti, “Kalau Kisah bobo, disayang
Ayah…”
Lagi-lagi saya beruntung punya ibu
yang kader posyandu sekaligus Guru Paud. Saya disuruh ganti lirik lagunya itu,
katanya liriknya agak ngancam, mana boleh ngancam anak-anak begitu. Lah. Salah
lagi lagu anak nasional sepanjang masa ini hahaa.
Terus, kalau lagi berdua sama anak
di rumah, saya suka dudukkan dia di bouncer, saya hadapkan ke dapur atau ke tempat
saya lagi cuci pakaian. Sambil saya ajakin ngobrol dan tunjukkan apa yang saya
pegang. “Kisah, ibu lagi nyuci baju
kerjanya Ayah, nih bajunya, ayah kalo kerja pake baju ini.”
Gak salah kalau kita mau sedikit
kayak orang gila demi respon anak, gak apa-apa. Jangan pernah ajak ngomong anak
pake bahasa cadel, “cudah matan beyum?” (Sudah makan belum) atau, “cini cini ibu
gendong, cini tium ibu duyu.” Kasihan nanti jika sudah di usia 5 tahun
bicaranya masih cadel begitu, padahal itu termasuk “masalah” bagi anak dalam
bersosialisasi. *Diajarin ibu saya gitu soalnya.
SUMANGAT BUK IBUUKK!
Comments
Post a Comment