BERSORAK KALUT
Sudah malam ke sekian
Entah tengah malam ke berapa, lupa
Hanya sadar, dua strip paracetamol dalam dua minggu ini habis
Tidak meriang, hanya sulit larut bermimpi
Dengungan daun kipas di tembok yang biasanya menina-bobokan,
Terasa gaduh belakangan ini
Liang-liang jangkrik juga terlalu ramai bersorak dalam sunyi.
Nanti bisa tertidur, jika merpati putih sengaja beralun.
Bukan membuka pertanda, tapi batin sudah mengatur raga pada meja-meja, Siap menghidangkan menu-menu terakhir yang menyisakan remah-remah cerita derita.
Ada sepiring suka tapi tidak semanis yang lalu, Bahkan manisnya vanila pada meja sempat terhidu bau bunga marigold.
Mungkin sudah waktunya, merayakan gugurnya hati dengan mencekik segelas tangis,
bersulang bersorak pada kalut.
Comments
Post a Comment