NAPAK TILAS MASA KECIL ; AREA PKT
POS 7, TURSINA, PETROSEA
STILL REMEMBER?
NAPAK TILAS TAK BERKESUDAHAN ...
Yang saya pahami, Pupuk Kaltim sangat sukses mengayomi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan berbagai macam program CSR tepat guna.
STILL REMEMBER?
NAPAK TILAS TAK BERKESUDAHAN ...
Selamat
Ulang Tahun Pupuk Kaltim yang ke-41
Semoga terus Berjaya di Pematang hingga Lautan, Bersinergi dalam lingkaran arus kehidupan khatulistiwa dan nusantara.
Semoga terus Berjaya di Pematang hingga Lautan, Bersinergi dalam lingkaran arus kehidupan khatulistiwa dan nusantara.
Tentang
Pupuk Kaltim, saya tidak begitu tau banyak megenai perusahaan raksasa khatulistiwa
ini. Saya hanya tau segelintir dari sekian banyaknya sinergi yang telah
dilaksanakan.
Yang saya pahami, Pupuk Kaltim sangat sukses mengayomi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan berbagai macam program CSR tepat guna.
Pupuk
Kaltim memiliki berbagai fasilitas atau sarana hiburan, edukasi, dan tempat
tinggal bagi keluarga karyawan yang juga bisa dirasakan oleh keluarga
non-karyawan.
Yayasan Pupuk Kaltim adalah salah satu dari sarana edukasi yang berada di lingkungan Pupuk Kaltim. Ini nih yang saya mau cerita. Agak sedih sebenarnya mau memulai ini. Agak berat kalau bahas masa lalu. Hehe.
Yayasan Pupuk Kaltim adalah salah satu dari sarana edukasi yang berada di lingkungan Pupuk Kaltim. Ini nih yang saya mau cerita. Agak sedih sebenarnya mau memulai ini. Agak berat kalau bahas masa lalu. Hehe.
Alhamdulillah
saya tahun ini berkesempatan untuk mengajar di unit SMP YPK, di lingkungan saya
sekolah dulu dari TK sampai SMA. Beberapa minggu lalu, saya pernah sedikit
napak tilas menyusuri jalan-jalan di area BTN Pupuk Kaltim yang masih satu
komplek dengan unit mengajar saya. Tiba-tiba mata ini keram aja rasanya, kayak
sedih banget gitu lo ngeliat plang ‘Rumah dijual’ di pagar-pagar rumah dan
jaraknya saling berdekatan.
Kayak saling berlomba-lomba untuk dijual. Dan dari
sebagian rumah yang saya susuri, banyak dari itu adalah rumah teman-teman
seangkatan saya waktu di YPK. Sedih kan. Yang dulunya rumah itu sering kita
lewati, singgahi sekedar ngobrol-ngobrol singkat, tempat istirahat siang
sekolah atau jadi tempat bolos sekolah, lho? Hahaa, terus melihat plang ‘dijual’
itu kayak sedihnya tidak terbendung. Sampai merasa, ya ampun sesedih ini dong
saya melihat begitu doang.
Rasa sedih
saya tidak seperti akan kehilangan teman untuk berpisah karena perpisahan
sekolah, bukan. Ini itu kayak sedih bangetlah, kepikiran bakal ketemu lagi gak
ya sama mereka-mereka ini besok-besok. Sedih aja. Silaturahminya akan lebih
jauh. Kebayang-bayang dah kenangan waktu sekolah dulu sering iring-iringan
bemotoran nyusurin jalan BTN kalau pulang sekolah. Rumah saya di Loktuan, tapi
kalau pulang sekolah nyusurin jalan BTN atau PC dulu kadang. Hahaa.
Nah,
perumahan PC juga, saya masih hapal rumah teman-teman saya waktu dulu. Dan sekarang,
pemiliknya sudah berganti. Bahkan tidak ada lagi teman seangkatan saya yang
rumahnya di PC, kecuali yang menikah dengan karyawan pkt juga dan tinggal di
PC. Saya pernah tuh kelilingin jalan melati sampai muter ke matahari, terus
naik dikit ke hebras, bougenvile, flamboyan, ke lapangan basket DW yang
biasanya dipakai main basket sama anak-anak YPK atau saat pagelaran YPK Cup. Duh,
kenangan saya banyak tertinggal di sana. Sedih akutuuu.
Selain BSD,
BTN, dan PC, kawasan terdekat dari Pabrik PKT pun tak luput dari napak tilas
saya. Bahkan gak perlu disebut napak tilas deh. Karena hampir tiap minggu akan
lewatin area ini untuk sekedar menuju ATM atau rumah sakit PKT. Perumahan
Tursina dan Petrosea.
Yang pasti,
semua pendatang dan bekerja di PKT, pasti pernah merasakan tinggal di dua
komplek perumahan ini. Kalau sudah susurin jalan ini, kenangan saya waktu kecil
itu benar-benar membekas. Jadi model perumahan di tursina dan petrosea ini
seperti rumah-rumah yang ada di luar negeri, bentuknya barak, tapi luas banget untuk ditinggali satu keluarga. Terbuat
dari kayu kokoh, berbentuk panggung, banyak pohon mangga tinggi-tinggi di tiap
pos rumah. Dan perumahan tursina ini ada satu barak juga dulunya dipakai sebagai
mess para pemain bola PKT. Suasananya sejuk, akses kami kalau mau berangkat
sekolah tinggal berdiri nungguin bis depan gerbang tursina.
Dulunya
juga ada satu masjid kecil di seberang perumahan tursina, Mesjid AL-Ibadah. Dulu
saya ngaji di sana tuh sama teman-teman yang juga tinggal di Loktuan. Ketika ada
perluasan, masjid itu duluan yang diratakan sama tanah. Sedih saya lihatnya. Tidak
lama, beberapa bulan kemudian, saya lupa tahun berapa, rumah-rumah di Tursina
sudah rata sama tanah. Yang tersisa Cuma kamar mandi umum sama dua tangki air
kembar yang tidak lagi berfungsi.
Dan satu
yang paling diingat orang-orang pasti, PAKLEK RUJAK yang sering jualan di
gerbang Tursina. Dulu kalau pulang sekolah suka minta belikan rujak paklek itu
saking enaknya. Dan dulu juga penjual rujak jarang banget. Jadi kalau lewat
situ lagi, mata saya suka keram, maklum anaknya agak cengeng emang. Tapi sedih
lho beneran. Btw, paklek rujak sekarang gak jualan rujak, jadi jualan sate
depan pasar citra mas loktuan, eh satenya juga laris manis.
Sekarang
komplek tursina sudah tidak lagi ditumbuhi rimbunan pohon, tetapi pabrik
samator gas, dan dari kejauhan terlihat perumahan temputu, entah bakal pabrik
apa lagi yang akan tumbuh di area itu.
Perumahan
petrosea, saya tinggal di sana itu waktu kelas 5 SD sampai 2 SMP kalau tidak
salah. Perumahan di situ agak kecil, tapi bisa di jebol dua kamar menyamping dan
ke belakang untuk lebih luas didiami satu keluarga. Full ac juga tuh disitu, AC
nya masih AC tabung, yang kalau dingin banget, muncul saljunya, terus suka
dipanjatin sama adik saya buat dimainin lempar-lemparan. Perumahan ini karena
lokasinya sangat “menyatu dengan alam”, jadi kadang siang terik itu muncullah
biawak beberapa ekor dari seberang barak rumah kami. Kebetulan rumah saya waktu
itu di gang kedua deket tanjakan tembusan rumah sakit pkt. Dan rumah saya
seberangan langsung dengan hutan, kanannya ada rawa dan hutan lebat. Bulan lalu saya ke sana tuh
napak tilas, ternyata barak rumah saya sudah hancur, sudah rata sama tanah dan
hutannya makin maju. Makin sedih saya.
Di area
perumahan petrosea itu ada lapangan tenis dan basket. Kalau sudah sore suka
ramai dah kita-kita nontonin orang-orang main tennis, basket,atau sekedar
jogging dan sepedaan muterin tapak demi tapak barak di area itu. Ah rindu saya.
Alhamdulillah sampai sekarang kalau ketemu tetangga-tetangga yang pernah
sama-sama tinggal di tursina atau petrosea itu kayak rasa kekeluargaannya
berasa banget, masih ramah-ramah, dan beberapa ada yang sudah pensiun balik kampung
halaman.
Sesedih
itulah perasaan saya ketika mencoba napak tilas melalui area-area yang pernah
saya tinggali. Jaman sudah berganti, yang belum merasakan akhirnya
berkesempatan merasakan segala fasilitas yang ada, yang sudah pernah merasakan
pun akhirnya harus puas dengan segala kenangan yang pernah dilalui.
Semoga Pupuk
Kaltim tidak tamak dalam mengolah laba mendiami alam. Sadar akan generasi yang
akan datang, dan terus aktif dalam menjaga konsistensi alam dan manusia di
khatulistiwa ini.
Tulisan
ini saya persembahkan untuk teman-teman seangkatan saya di YPK 1994-2009 yang
suka saya kangenin. Semoga kalian selalu sehat dan begitu balik ke Bontang lagi
kalian bisa terkejut takjub melihat kota Bontang sudah mengalami kemajuan
pesat. Salam untuk keluarga dan orang tua kalian. Semoga panjang umur dan
selalu sehat. Amiinn.
-EK-
Comments
Post a Comment