PERPISAHAN (Lagi)
Benci pun harus dilalui
Mei 2018.
Tentang perpisahan yang lagi-lagi akan saya hadapi.
Mei 2018.
Tentang perpisahan yang lagi-lagi akan saya hadapi.
Tentang "Selamat Tinggal" yang akan saya simak dari masing-masing lisan dan silaunya doa dan harapan baik mengiringi langkah pulang.
Pulangku kali ini tidak lagi tentang sebuah penyerahan pikiran dan hati kemudian tidak berbuat apa-apa. Sekali lagi Tuhan memberikan mukjizat yang belum pernah saya tebak bahkan untuk memikirkannya pun otak saya tidak sampai.
Tuhan memberiku kesempatan dalam berkarir di dua atap. Rumah dan Sekolah. Di Rumah anakku hanya satu, di bawah naungan atap sekolah, anakku sangat banyak. Anakku yang banyak, sudah remaja. Sudah khatam tentang bab demi bab tingkatan lambaian tangan. Bahkan lambaian tanganku tidak juga begitu tinggi. Remajaku sangat paham ketika setiap lambaian tangan sudah sarat perpisahan.
Kali ini sang pemilik semesta menawarkan sebuah dunia tempat ku tumbuh. Tiga setengah tahun harus berkarir di sekolah "tetangga", akhirnya aku harus menerima kenyataan bahwa tiba saatnya ku pulang di tempat pertama bertatih, berucap, dan bertatap dengan para malaikat pembentuk jiwa kaya ini.
Belum lagi kuinjak kembali, tapi hati terasa menggetarkan seluruh kenangan hingga berjatuhan menjadi rindu yang tak kepalang kokoh. Rindu runtuh tak utuh. Terpecah menjadi bagian kecil hingga besar, seperti beling yang mencacah di lantai. Aku hanya tinggal memungutinya perlahan tanpa tersisa. Sekecil cahaya pun harus kupungut. Kutadah menuju satu wadah agar kembali menyatu. Tak usah membentuk. Cukup Memungutinya dan menyimpannya di satu tempat. Biar tak melukai siapa yang berlalu.
Entah rahasia apalagi yang Tuhan persiapkan di beberapa tahun akan datang. Sungguh ku terima kasihkan kepada-Nya tentang semua kebetulan yang sebenarnya malaikat pun sering membisikkan kepadaku, mungkin. Sayangnya ku tak mendengar. Tak mampu.
Terima kasih atas segala yang diberikan pemilik Semesta. Sungguh bayang semesta-Mu terlalu luas untuk kukagumi. Terima kasih atas segala kesempatan untuk kembali pulang.
-elsk-
Comments
Post a Comment