Indahnya Sempayang Guntung


Explored the Outlying Place in Bontang's Corner 
on February 23rd, 2014


SELAMAT MALAM ...

Sesuai dengan janji saya, malam ini bakal share  tentang satu lokasi lagi tentang Bontang selain Pulau Beras basah, Pulau Segajah, dan Bontang Kuala.


Sempayang, Guntung

Bontang adalah kota kecil yang sangat strategis berada di ujung kalimantan timur setelah Sangata dan daerah Kutai Timur lainnya, memiliki banyak sekali pemandangan indah yang mungkin hingga saat ini ada saja beberapa lokasi yang belum terjamah oleh warga. 

Bontang memiliki beberapa kecamatan dan kelurahan, salah satunya adalah Kelurahan Guntung. Di kelurahan tersebut terdapat satu lokasi yang baru-baru saja sudah sedikit mulai ramai diketahui warga Bontang. Sempayang, satu lokasi hasil rintisan para warga sekitar yang ingin membeli atau menjual tanah per-kavling.

Guntung merupakan kelurahan yang hampir seluruh warganya adalah penduduk lama di Kota Bontang. Lokasinya yang berada di kawasan perusahaan terbesar, Pupuk Kaltim (PKT) membuat Guntung juga banyak dikenal oleh warga dan pendatang. Bukan hanya itu, dikarenakan penduduk Guntung sebagian besarnya bersuku Kutai, maka setiap tahunnya selalu diadakan acara ERAU atau upacara adat Kutai yang selalu mengundang banyak warga untuk ikut memeriahkan acara tersebut.

Sempayang Guntung adalah daerah perluasan baru yang dirintis oleh warga sekitar yang sebelumnya hanya dimanfaatkan utnuk berkebun, menanami tanah kosong di daerah tersebut dengan beberapa tanaman bermanfaat berupa rambutan, mangga, sukun, durian, dan lain-lain. Daerah Sempayang juga memiliki kolam pemancingan atau empang sebagai tempat wisata beberapa warga yang menginginkan suasana memancing yang aman, tenang, dan sejuk. Mengingat kawasan Sempayang ini adalah kawasan yang berbukit dan tinggi. 

Akhir Januari, saya dan beberapa teman kantor waktu masih bekerja di GO (Ganesha Operation) langsung meluncur ke Sempayang saat hari Minggu. Biasa, karena waktu itu baru sedikit yang mengetahui Sempayang, jadinya kami ngebet mau foto-foto di sana. 
Untungnya tidak tersesat saat menuju Sempayang. Mbak May, teman kantor saya merupakan penduduk lama di Guntung. Jadi, Mbak May hapal sekali jalan menuju Sempayang. 

Kalau dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Sempayang dari gerbang masuk Guntung, ada sekitar 25 menit lamanya. Kondisi jalan dari gerbang masuk Guntung sampai di jembatan penanda dekatnya Sempayang sih masih bagus. Begitu sudah melewati jembatan perbatasan masuk Sempayang, jalannya hancur karena tanah liat dan hanya ada jalan kecil yang lebarnya satu meter untuk bisa dilalui 2 motor di kiri jalan. Itupun tidak begitu panjang untuk dilalui. 

Setelah melewati jalan kecil tadi, kondisi jalan pun sangat tidak bagus, belum lagi harus melewati kuburan-kuburan ya seremlaaah. Mulai banyak lubang dan gundukan kecil menuju lokasi yang akan kami tempati untuk foto-foto. Dari jalan setapak menuju ke lokasi yang akan kami tempati untuk foto-foto saja memakan waktu sekitar 15 menit. Oia, kami bermotoran ya, mobil tidak disarankan untuk masuk. Jadi, kalau mau ke sana memang harus mulai dari jam setengah empat sore, karena perhitungan waktu kami selama berfoto-foto di sana saja dari jam empat hingga jam enam sore. 



Kami pun sampai di puncak bukit yang tidak juga terlalu tinggi, tapi dari lokasi tersebut kami bisa memandang banyaaaaak sekali ilalang dan rerumputan luas di bawah kami. Sebenarnya niat kami mau menuju ke tempang pemancingan Sempayang tapi kok melihat situasi jalanan yang rusak dan sangat sepi membuat kami jadi ngeri sendiri, apalagi kami berenam cewek semua. 

Begitu sampai di bukit tersebut, subhanallah rasanya mau guling-guling di tengah rerumputan luas. Belum lagi melihat segerombolan ilalang yang memanggil-manggil kami untuk segera menghampiri, Hahahaha...
Rasanya seminggu bekerja hilang lelahnya kalu melihat pemandangan seperti ini.


Tadinya saya ada foto pemandangannya yang full pemandangan tanpa ada saya yang mejeng di situ, tapi kayaknya sudah saya hapus. Hahahaaa...

Dari pemandangan ini, sempat berapa menit saya cuma duduk di potongan pohon yang ada di sana sembari memandangi dengan penuh kagum. Untungnya cuaca hari itu cerah, jadi kami tiba di lokasi tersebut balapan dengan matahari. Mataharinya pun terlihat sangat jelas di atas bukit.

Belum puas memandangi keindahan di lokasi ini, kami bergeser menuju lapang ilalang yang bersebelahan dengan kebun warga. Ilalang yang tadinya bagus, jadi rusak ketika kami berenam mulai bergerombol di tengahnya, maafkan kamii ya om kebun maaf... hahaaa...



Kalau dilihat-lihat, Sempayang sekarang sudah banyak lokasi yang diberikan pembatas. Itu berarti sudah mulai banyak warga yang mengetahui daerah ini maka terjadilah transaksi jual dan beli tanah di daerah tersebut. Lumayan untuk investasi masa depan. Pemandangannya juga bagus ini kok.

Hampir jam enam sore, kami bersiap untuk pulang. Selama kami foto-foto di sana ternyata kehadiran kami disadari oleh beberapa warga yang lalu-lalang menuju dan akan pulang dari kebun mereka di sepanjang lokasi Sempayang. Tadinya kami takut kalau-kalau nanti ada laki-laki iseng yang ganggu, tapi bersyukurnya ada keponakan Mbak May yang juga lewat dan menunggui kami sampai baterai kamera habis. Hehehee...

Keluar dari lokasi Sempayang, kami tidak langsung pulang ke rumah masing-masing. Singgah di rumah Mbak May sembari melewati maghrib. Kami menuju ke rumah Mbak May yang tidak jauh dari gerbang masuk Guntung saja sudah diiringi adzan maghrib. Perjalanannya cukup lama memang untuk menuju dan pulang dari Sempayang.

Menyantap pangsit murah yang selalu nangkring depan rumah Mbak May, masih ada kamera yang baterainya tersisa untuk digunakan foto-foto lagi di rumah Mbak May.


Padahal capek banget nih, kelar makan pangsit masih bisa senyum lebar, 





SAVE THE WORLD
FOR OUR CHILD FUTURE

Comments

Popular Posts